IFRAME SYNC

Pola “Coaching” dalam Pendidikan


Jakarta, posbanten. co.id

Pendisiplinan siswa tak lagi realistis hanya dengan mengunci satu posisi kontrol guru, yaitu penghukum, minggu (22/05).

Guru sudah harus sampai pada posisi sebagai coach dengan terapan restitusi berkelanjutan dan berkesabaran.

“Oleh Saya baru saja membuat sebuah eksperimen sederhana pada anak didik saya. Kebetulan, ada dua orang siswa yang masalahnya identik”, katanya Supriyanto, S.Pd.

Dan, menurut ukuran saya, kenakalan mereka pun relatif sama. Kepada seorang siswa, saya membuat penanganan dengan cara tradisional.

Artinya, saya lebih menonjolkan hukuman dan ancaman kepada siswa tersebut. Hukuman dan ancaman itu, misalnya, saya dasarkan kepada peraturan sekolah bahwa jika siswa melanggar.

Kata Neneng, MP.d Mereka bisa dikeluarkan dari sekolah. Kepada siswa lain, saya membuat penanganan dengan pola coaching.

Sebagaimana diketahui, coaching berada di atas mentoring dan konseling. Dalam materi Program Guru Penggerak di modul 2.3, hubungan coaching dibuat setara.

“Artinya, posisi guru sebagai coach (pelatih) dan siswa sebagai coachee (yang dilatih) sederajat”, katanya.

 

dikutip : kompas.id/baca/opini/2022/04/16/pola-coaching-dalam-pendidikan/netty/pos

Berita Terkait

Top